Senin, 07 Juni 2010

Hukum-AN


Apa itu hukum?

Hukum

Selau berawal dari sebuah pertanyaan.

Teringat satu kisah di akhir masa pemantapan UN SMA tahun 2010.
Pagi itu seperti biasa, saat berangkat dengan menggunakan 'OJEG' Mang Ajat, meski terasa sudah siang dan diingatkan berkali-kali agar motor dilajukan lebih cepat, Mang Ajat tetap saja menarik tali gas semampunya(sebatas pesan yang mama bolehkan untuk berada di jalan). Tanpa berniat untuk menyalahkan Mang Ajat, ternyata aku datang terlamabat.

Di gerbang sekolah seperti biasa, Trio Macan yang paling ingin ku sebut dengan Trio Wekwek yang udah bubar jaman doeleo, ternyata telah hadir dimuka gerbang. Kita sebut saja mereka Kwik, Kwek, Kwak agar lebih mudah dan sedikit menutupi identitas si pelaku.

Saat memasuki gerbang segera aku bersalaman kapada kwek, dia dapat meloloskanku dari jeratan pertama, kemudian aku bersalaman dengan Kwak, dia juga meloloskanku. Sayang sungguh malang, ada salah satu siswa yang sudah di cegat di gerbang menunjukkanku kepada si Kwak. Dengan terpaksa aku berhenti dan di tariknya aku kedalam kerumunan 'anak-anak yang terlambat masuk gerbang sekolah'. Sayang saat itu mood untuk meminta keadilan sedang tidak ada, sehingga tak ada perlawanan yang berarti. Namun ternyata hukuman baru akan dimulai setelah seluruh siswa yang terlambat terkumpul. Ternyata meskipun letak sekolah berada di jalur utama, tetap saja terjadi banyak hambatan, misalnya jam masuk pegawai garmen dan pabrik sepatu, belum lagi jalan di pasar Pangleseran. Oughhh kalau pagi macet bukan main. Hal ini menjadi salah satu cara berkelit anak-anak sekolah pada umumnya. 

Hukuman di mulai setelah melewati 30 menit jam masuk. Seluruh siswa di kumpulkan, dibariskan berdasarkan banjar per angkatan masing-masing. Ternyata eeee ternyata, siswa kelas XII yang paling banyak terlambat. Eh iya si Kwik hari ini sedang tidak ada, beruntungnya ia lepas dari jeratan rasa benciku untuk hari itu.

Kwek dan Kwak mulai berceloteh, mereka memasang gaya sok paling keren gara-gara bisa menghukum para pelaku kejahatan keterlambatan masuk gerbang sekolah, padahal (maaf banget sebelumnya buat almamaterku) sekolah aku bukan sekolah yang cukup tertib mengenai waktu, gak sedikit guru yang datang terlambat masuk kelas, dan segera membubarkan kelas padahal waktu belajar masih sangat lama, intinya soal waktu jangan ada yang berasa paling suci, ampir semua penghuni sekolah pasti pernah korupsi soal ini meski ada yang meminta ijin ataupun hanya cengar-cengir setelahnya.

Balik lagi ke si Kwek, Kwak, satu hal yang membuat aku merasa di dzolimi, kenapa hukuman terlambat masuk gerbang 5 menit harus sama dengan hukuman siswa lain yang terlambat lebih dari 30 menit? Ini satu bukti pemukulan hukuman yang tidak berlandaskan asas keadilan. Dan hal lain yang masih terselip di otak sampai sekarang, apa manfaat dari hukuman jemur yang diterapkan selama 2 jam pelajaran terhadap siswa yang melanggar tata tertib jam masuk? 2 jam pelajaran itu artinya kehilangan kesempatan menyaksikan guru di depan kelas selama 90 menit. Dan ini juga waktu yang sebentar untuk sebuah hukuman bagi siswa yang sedang sakit namun memaksakan diri untuk tetap bersekolah.

Ah.......

Semuanya memang selalu terasa ganjal di kepalaku, anehnya meskipun sekolah sudah menerapkan sistem poin bagi seluruh siswa, pada saat itu dengan ajaib sistem poin raib dan tetap hanya hukuman jemur yang di berlakukan. 

Kalau sajah boleh memilih, aku berani mempertaruhkan poin ku sebanyak 50 poin (meski di peraturan terlambat hanya dikenakan 5 poin) asal tidak harus di jemur dan kehilangan kesempatan belajar selama 90 menit. 

Yang selalu berkeliaran di kepalaku, apakah hukuman itu sudah pantas dan sangat wajar? Tidak adakah gaya hukuman lain yang lebih mencerdaskan? Karena sungguh di jemur sangat-sangat tidak bermanfaat dan hanya berakhir pada sebuah rasa benci pada si Kwek dan Kwak...