Minggu, 20 Februari 2011

Sukabumi (Love Earth)


Gunung Gede Pangrango di ambil dari daerah Jampang Tengah







Sukabumi, merupakan sebuah daerah di barat daya Jawa Barat yang berbatasan lansung dengan Samudera Hindia, merupakan sebuah daerah dengan kota dan kabupaten terluas di Jawa Barat. Sukabumi memiliki banyak kekayaan alam yang melimpah ruah. Mulai dari hasil tambang yang beragam sampai kerajinan yang di olah tangan manusia dengan sengaja.
Sukabumi yang berarti Suka (sangat menyukai) Bumi yang berarti planet bumi (alamnya) merupakan sebuah nama pemberian dari seorang kompeniy yang berkuasa di Sukabumi pada zaman penjajahan Belanda. Hal ini di karenakan, Sukabumi merupakan salah satu tujuan wisata dan berlibur para bangsawan Batavia kala itu. Suhu Sukabumi yang relatif sejuk dan hawa yang dingin sangat cocok di gunakan sebagai daerah untuk berlibur melepas lelah. Maka dari itu, kaum bangsawan kala itu sangat senang berlibur di Sukabumi, mereka menyuakai alam dan iklimnya sebagai tempat bersuka-suka atau bersengan-senang. Maka dinamai lah daerah tersebut “Sukabumi”.
Oleh karena suhu dan keadaan geografis di Sukabumi yang demikian. Hampir sebagian luas Sukabumi di gunakan sebagai perkebunan. Baik itu perkebuna  teh, karet, coklat, kelapa, dan komoditas palawija lainnya.
Perkebunan di Sukabumi banyak di kelola oleh pemerintah dan beberapa konglomerat kerabat keluarga penguasa zaman orde baru. Beberapa perkebunan yang hingga saat ini mempertahankan untuk terus berproduksi.

Sebagai daerah yang termasuk kedalam kategori daerah tertinggal dalam pembangunan, Sukabumi merupakan daerah yang asri karena belum begitu banyak daerah yang terjamah oleh industri.  Seperti di daerah kaki Gunung Gede yang hingga saat ini masih di usahakan untuk tetap asri dengan pepohonan yang tinggi dan daerah Jampang (sebutan untuk daerah Sukabumi Selatan).
Selain terkenal dengan Gunung Gede yang merupakan Gunung Merapi aktif yang sering di gunakan pendaki pemula untuk berlatih mendaki gungung-gungung lainny. Sukabumi juga terkenal sebagai daerah Petualangan Arus Liar. Dengan sungai-sungai yang ekstrim dan arus yang deras, Sukabumi merupakan surga bagi penjelajah air. Ada banyak sungai yang bisa di gunakan sebagai wahana arus liar, misalnya saja Sungai Cimandiri dan Cicatih yang bermuara di Laut Pelabuhan Ratu.
Sebagai daerah yang berbatasan langsung dengan kawasan Samudra Hindia dan Zona Ekonomi Ekslusif tentu Sukabumi memiliki daerah pantai yang begitu luas, yang membentang dari ujung perbatasan Banten hingga Agrabinta, Cianjur Selatan.
Dari Sekian banyak pantai yang terkenal, diantaranya Pantai Pelabuhan Ratu dan Pantai Ujung Genteng. Pantai Pelabuhan Ratu biasanya jadi serbuan wisatawan local dan internasiaonal. Sedangkan pantai Ujung Genteng sejauh ini masih asri, sehingga para pengunjung harus mendirikan tenda sendiri jika ingin bermalam. Keindahan pemandangan dan birunya buih ombak seolah dapat membayar lunas lelah bagi para pengunjung yang datang dari jauh.
Alam yang menjadi komoditas jual Sukabumi bagi para pelancong local. Merupakan kekayaan alam yang memang sepatutnya di jaga dan di pertahankan. Berbagai tempat wisata alam di Sukabumi biasanya ramai di kunjungi ketika musim liburan sekolah, tahun baru dan salah satu yang unik ialah sebelum bulan Ramadhan dan sesudah bulan Ramadhan. Kebiasaan berlebur sebelum dan sesudah bulan Ramadhan ini dinamai “Papajar”. Masyarakat Sukabumi dan Cianjur yang memiliki kebiasaan ini. Mereka yang orang gunung pergi berkunjung ke pantai, dan mereka orang pantai berdatangan ke gunung.  Maka tak heran, di musim-musim tersebut kendaraan di jalanan banyak berseliweran, dan tidak jarang menyebabkan adanya kecelakaan.
            Meski begitu, Papajar yang telah menjadi budaya masyarakat tetap harus bertahan dan tidak boleh sampai punah. Keasrian Sukabumi pun harus tetap terjaga, agar nama dan karakter yang tertatanam dalam nama Sukabumi tidak pudar dan hilang tergerus perkembangan industri.
20 Februar1 2011

Rabu, 09 Februari 2011

Seperti Gigi Ompong

"Giginya ompong"
Itu merupakan hal yang lumrah terjadi, namun ada hakikat dari gigi ompong yang jarang di telaah. Baru tersadarkan, betapa nyamannya memiliki gigi yang lengkap. Lidah yang bergaul dengannyapun merasa biasa saja ketika gigi masih lengkap. Namun suatu ketika, ketika gigi itu ompong, lidah selalu menjulurkan pangkalnya pada sudut dimana gigi itu telah ompong.
Mulai lah ketika itu, si lidah merasa kehilangan si gigi yang mungkin awalnya di anggap tidak memiliki pengaruh apa-apa atas keberadaan si lidah.
Ompong, yang betapa ompong menjadi hal yang sangat kosong. karena membuat lerung mulut kita ada ruang kosong. Itulah gigi ompong. Yang kini sudah tiada. 
Mungkin suatu saat, tak jarang kita menghiraukan keberdaan seseorang yang saat ini tiada, dan mulailah merasakan kehilang atas dirinya.
Ya itulah dia, si gigi ompong